Tugas
Stilistika: Mendeskripsikan Gaya Bahasa
yang Terdapat Pada Lirik Lagu Karya Iwan Fals
oleh
Irma Setiawan
(NIM: EIC 108013)
|
Ciptaan: Iwan Fals
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan
Walau hidup adalah permainan
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Reff:
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau
Tegakkan hukum setegak-tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Kembali ke: Reff
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak-tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
v
Analisis gaya Bahasa pada lirik lagu Iwan Fals
adalah sebagai berikut:
1. Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Kamu harus
dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan
2.
Anafora, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata pertama diulang pada baris berikutnya.
Contoh:
Walau hidup adalah
permainan
Walau hidup adalah hiburan
Walau hidup adalah hiburan
3.
Aferesis, yaitu majas
penegasan dengan menghilangkan huruf atau suku kata awal.
Contoh:
Tetapi kami tak mau dipermainkan
4.
Polisidenton, yaitu majas
yang menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Tetapi kami tak
mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan
Dan kami juga bukan hiburan
5.
Hiperbola, yaitu majas
yang melebihi sifat dan kenyataan yang sesungguhnya.
Contoh:
Menjadi manusia setengah dewa
6.
Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Masalah moral masalah akhlak
7.
Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
8.
Pararima, yaitu majas
yang konsonan awal dan akhir dalam kata-kata tertentu.
Contoh:
Tegakkan hukum setegak-tegaknya
9.
Aferesis, yaitu majas
penegasan dengan menghilangkan huruf atau suku kata awal.
Contoh:
Adil dan tegas tak pandang bulu
10. Hiperbola, yaitu majas
yang melebihi sifat dan kenyataan yang sesungguhnya.
Contoh:
Menjadi manusia setengah dewa
11. Pararima, yaitu majas
yang konsonan awal dan akhir dalam kata-kata tertentu.
Contoh:
Tegakkan hukum setegak-tegaknya
12. Aferesis, yaitu majas
penegasan dengan menghilangkan huruf atau suku kata awal.
Contoh:
Adil dan tegas tak pandang bulu
13. Hiperbola, yaitu majas
yang melebihi sifat dan kenyataan yang sesungguhnya.
Contoh:
Menjadi manusia setengah dewa
|
Ciptaan: Iwan Fals
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Banyak orang yang kehilangan pegangan
Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi
Kata seorang tokoh yang baru sembuh dari sakit
Sementara rakyat tidak perduli siapa yang mimpin
Yang penting kebutuhan hidup yang wajar terpenuhi
Kelaparan kemiskinan dan pengangguran masih terjadi
Ya banyak orang yang hidup dibawah garis kemiskinan
Kota besar menjadi magnit
Karena televisi mengiming-imingi
Yang jelas rakyat butuh pendidikan
Tapi pendidikan yang didapat adalah rongsokan
Soal kesehatan sulit didahulukan
Sebab bisa makan sehari sekali saja sudah hebat
Jangan tanya soal sandang dan papan
Loakan dan kontrakan lah jadi jawaban
Juga kolong jembatan
Kapan ya bisa kembali normal
Karena memang keadaan ini tidak normal
Itu sebabnya bermunculan paranormal
Seperti jamur dimusim hujan
Tutup lubang gali lubang
Falsafah hidup jaman sekarang
Sebenarnya sih dari jaman dulu
Dari jaman orde lama, orde baru
Dan sampai sekarang ini
Jaman orde paling baru
KKN berkembang biak sampai kelurahan
Banyak orang yang kehilangan pegangan
Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi
Kata seorang tokoh yang baru sembuh dari sakit
v
Analisis gaya Bahasa pada lirik lagu Iwan Fals adalah sebagai
berikut:
|
|
1.
Kontradiksio, yaitu majas yang berlawanan secara situasional.
Contoh:
Perlu pemimpin yang
demokratis tapi bertangan besi
2.
Metafora, yaitu majas yang membandingkan suatu benda
dengan benda lain.
Contoh:
Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi
3.
Polisidenton, yaitu majas
yang menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Kelaparan kemiskinan dan pengangguran
masih terjadi
4.
Pararima, yaitu majas
yang konsonan awal dan akhir dalam kata-kata tertentu.
Contoh:
Karena televisi mengiming-imingi
5.
Kontradiksio, yaitu majas yang berlawanan secara situasional.
Contoh:
Yang jelas rakyat butuh pendidikan
Tapi pendidikan yang didapat adalah rongsokan
Tapi pendidikan yang didapat adalah rongsokan
6.
Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Yang jelas rakyat butuh pendidikan
Tapi pendidikan yang didapat adalah rongsokan
Tapi pendidikan yang didapat adalah rongsokan
7.
Anastrof, yaitu majas
yang susunan kalimatnya terbalik.
Contoh:
Sebab bisa makan sehari sekali saja
sudah hebat
(Sebab bias makan sekali sehari saja sudah hebat)
8.
Polisidenton, yaitu majas
yang menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Jangan tanya soal sandang dan
papan
9.
Polisidenton, yaitu majas
yang menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Loakan dan kontrakan lah
jadi jawaban
10. Polisidenton, yaitu majas
yang menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Loakan dan
kontrakan lah jadi jawaban
Juga kolong jembatan
Juga kolong jembatan
11. Epifora, yaitu majas
yang perulangan akhir kalimat secara berurutan.
Contoh:
Kapan ya bisa kembali normal
Karena memang keadaan ini tidak normal
Karena memang keadaan ini tidak normal
12. Katafora, yaitu majas
yang perulangan melalui pronominal disusul oleh antiseden.
Contoh:
Itu sebabnya bermunculan
paranormal
13. Perumpamaan, yaitu majas yang
mengumpamakan sesuatu hal dengan kata-kata yang padu.
Contoh:
Itu sebabnya
bermunculan paranormal
Seperti jamur dimusim hujan
Seperti jamur dimusim hujan
14. Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Tutup lubang gali lubang
13. Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Dari jaman orde lama, orde baru
15. Polisidenton, yaitu majas
yang menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Dari jaman orde lama, orde baru
Dan sampai sekarang ini
Dan sampai sekarang ini
17. Polisidenton, yaitu majas
yang menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Falsafah hidup jaman
sekarang
Sebenarnya sih dari jaman dulu
Dari jaman orde lama, orde baru
Dan sampai sekarang ini
Jaman orde paling baru
Sebenarnya sih dari jaman dulu
Dari jaman orde lama, orde baru
Dan sampai sekarang ini
Jaman orde paling baru
18. Kontradiksio, yaitu majas yang berlawanan secara situasional.
Contoh:
Perlu pemimpin yang
demokratis tapi bertangan besi
19. Metafora, yaitu majas yang membandingkan suatu benda dengan benda lain.
Contoh:
Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman-teman dekat
Apalagi sanak famili
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke
Saudara dipilih bukan dilotre
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara he’eh, juara ha ha ha……
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu ’setuju’
v Analisis gaya
Bahasa pada lirik lagu Iwan Fals adalah sebagai berikut:
1.
Anafora, yaitu
majas yang kata atau kelompok kata pertama diulang pada baris berikutnya.
Contoh:
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Untukmu yang biasa bersafari
2.
Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Wakil rakyat kumpulan orang
hebat
Bukan kumpulan teman-teman dekat
Bukan kumpulan teman-teman dekat
3.
Kontradiksio, yaitu majas yang berlawanan secara situasional.
Contoh:
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman-teman dekat
Bukan kumpulan teman-teman dekat
4. Pararima, yaitu majas
yang konsonan awal dan akhir dalam kata-kata tertentu.
Contoh:
Bukan kumpulan teman-teman dekat
5. Polisidenton, yaitu majas
yang menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Di hati dan lidahmu kami berharap
6. Mesodiplosis, yaitu majas perulangan pada tengah baris pada kalimat.
Contoh:
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
7. Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Jangan ragu jangan takut karang
menghadang
8. Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Jangan ragu jangan
takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
9. Polisidenton, yaitu majas
yang menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Masa depan kami dan negeri
ini
10. Kontradiksio, yaitu majas yang berlawanan secara situasional.
Contoh:
Saudara dipilih bukan
dilotre
11. Aferesis, yaitu majas
penegasan dengan menghilangkan huruf atau suku kata awal.
Contoh:
Meski kami
tak kenal siapa saudara
12. Aferesis, yaitu majas
penegasan dengan menghilangkan huruf atau suku kata awal.
Contoh:
Kami tak sudi
memilih para juara
13. Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara he’eh, juara ha ha ha……
Juara diam, juara he’eh, juara ha ha ha……
14. Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Meski kami tak
kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Kami tak sudi memilih para juara
15. Anadiplosis, yaitu majas
yang kata atau kelompok kata diulang pada kalimat berikut, seperti pantun
terkait.
Contoh:
Wakil rakyat
seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
16. Kontradiksio, yaitu majas yang berlawanan secara situasional.
Contoh:
Wakil rakyat bukan paduan suara
|
|
|
|
|
|
Sudah lama baru terdengar lagi
Kemana saja suara hati
Tanpa kau sepi rasanya hari
Kabar buruk apa kabar baik
Yang kau bawa mudah-mudahan baik
Dengar-dengar dunia lapar
Lapar sesuatu yang benar
(*)
Suara hati kenapa pergi
Suara hati jangan pergi lagi
Suara hati kenapa pergi
Suara hati jangan pergi lagi
Kau dengarkan orang-orang yang menangis
Sebab hidupnya dipacu nafsu
Kau rasakan sakitnya orang-orang yang tertindas
Oleh derap sepatu pembangunan
Kau lihatlah pembantaian
Demi kekuasaan yang secuil
Kau tahukah alam yang kesakitan
Lalu apa yang akan kau suarakan
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
v Analisis gaya
Bahasa pada lirik lagu Iwan Fals adalah sebagai berikut:
1.
Katafora, yaitu majas
yang perulangan melalui pronominal disusul oleh antiseden.